Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Dr. Dirgantarawicaksono, M.Pd : Kurikulum Kehidupan

Hai assalamualaikum, nama saya Riyanti Muzdalifah. Saya disini ingin menceritakan tujuan saya untuk kedepannya, sekarang saya berumur 20 tahun dan Insyaallah bulan Juni nanti 21 tahun. Di umur 21 tahun nanti, saya ingin usaha yaitu, jualan pulsa dan tetap kuliah. Alhamdulillah waktu di SMK saya sudah mencobanya, semoga nanti ada modal untuk memulai usaha lagi. Di umur 22 tahun nanti, Insyaallah saya sudah menyusun skripsi dan tidak molor untuk menyelesaikannya, sidang dan wisuda. Di umur 23 tahun Insyaallah saya sudah mengajar, dan tetap melanjutkan usaha, saya ingin mengajar di sebuah sekolah yang kental dan kuat agamanya, seperti di pesantren atau madrasah. Di umur 25 tahun, Insyaallah saya menikah, sudah mempunyai rumah, sudah mempunyai counter pulsa (usaha) dan tidak ingin menunda anak. Setelah menikah, saya ingin melanjutkan S2. Sebelum umur 30 tahun Insyaallah saya sudah mendapatkan predikat master dan usaha saya semakin berkembang serta mempunyai beberapa counter dan saya s...

Dr. Dirgantarawicaksono, M.Pd : Perbandingan Kurikulum Kanada dan Indonesia

Kurikulum di Indonesia menjadi stigma yang negatif di masyarakat. Mengapa? Karena perubahan kurikulum di Indonesia terjadi dalam jangka waktu yang relatif singkat namun tanpa diikuti dengan peningkatan kualitas kurikulum itu sendiri. Munculnya stigma negatif pada masyarakat ini bukan tanpa alasan. Terlihat dari perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013. Sarana dan prasarana penunjang kurikulum 2013 masih belum sepenuhnya terpenuhi, baik bahan ajar maupun tenaga pendidiknya. Pada dasarnya perubahan kurikulum yang dilakukan adalah demi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Kurikulum baru dibuat berdasarkan analisis terhadap kurikulum lama yang dianggap perlu diperbaiki, artinya bahwa kurikulum baru dibuat untuk menyempurnakan kurikulum lama. Kurikulum yang digunakan di Indonesia saat ini ada dua berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,  Anies Baswedan , nomor 60 tahun 2014 tanggal 11 Desember 2014, yang memutuskan bahwa pelaks...

Dr. Dirgantarawicaksono, M.Pd : Sekolah Impian

ASSALAMUALAIKUM Hai disini saya akan menceritakan sekolah impian saya. Sekolah impian saya adalah sekolah yang memiliki pendidik yang profesional dan bersertifikasi, saya juga menginginkan pendidik yang sudah mendapatkan gelar master (S2) atau paling tidak yang sudah berpengalaman dalam mengajar, sekolah yang dapat memaksimalkan bakat dan potensi peserta didiknya, sekolah yang mampu menanamkan karakter dan budi pekerti untuk peserta didik, sekolah yang mampu berprestasi di bidang akademik dan non akademik. Sistem pengajaran atau pembelajaran tidak hanya fokus ke satu arah atau hanya pendidik yang banyak bicara, tetapi sistem yang digunakan adalah pendidik dan peserta didik berperan aktif. Tidak hanya kerja/tugas individual tetapi kerja/tugas kelompok dan debat/praktek juga diberlakukan, agar peserta didik dapat bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain. Proses pembelajaran pun tidak hanya di dalam kelas, pengajaran atau pembelajaran di luar kelas juga dapat digunakan, agar p...