Dr. Dirgantarawicaksono, M.Pd : Analisis Buku Norbert M. Seel - Curriculum, Plans, and Processes in Instructional Design


Pada bagian 1 atau bab 1-5 menjelaskan pengintegrasian atau penyatuan pendekatan teoritis dan inovasi rancangan pembelajaran, dimana di setiap bab nya membahas pengembangan kurikulum pada model perencanaan pembelajaran komprehensif. Di bab pertama mempertimbangkan keterkaitan umum diantara kurikulum, intruksi dan penilaian. Kurikulum itu menetapkan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, intruksi menyediakan rancangan/kerangka untuk mencapai pembelajaran bermakna, kerangka harus disediakan untuk membantu siswa melaksanakan bagian-bagian dari tugas yang belum dapat mereka kelolah sendiri, intruksi memberikan peluang untuk berlatih dengan umpan balik, revisi dan refleksi. Umpan balik, revisi, dan refleksi adalah aspek metakognisi yang sangat penting untuk mengembangkan kemampuan untuk mengatur pembelajaran sendiri, dengan memahami keterampilan diri yang kuat memungkinkan siswa untuk mengatur tujuan dan kegiatan pembelajaran mereka. Bab berikutnya, pendekatan yang digunakan adalah teori model mental, maksudnya gambaran/asumsi dan kisah yang kita bawa dalam benak kita tentang: diri kita sendiri, orang lain, institusi, lingkungan dan setiap aspek dari dunia ini harus dicari informasinya secara terus menerus dalam lingkungan pembelajaran untuk menyelesaikan atau menstabilkan model mental yang sesuai dengan pemahaman materi yang akan dipelajari. Bab ketiga siswa dan guru terlibat dalam pembelajaran komprehensif atau lingkungan pembelajaran yang konstruktivis yang digunakan, tujuannya agar pendidik lebih kreatif dan inovatif dalam memberi pemahaman kepada siswa serta mengembangkan dan mengimplementasikan agar terciptanya lingkungan pembelajaran yang kompeks dan konstruktivis, dalam pembelajaran ini guru dan siswa sama-sama berperan aktif. Di bab selanjutnya juga model pembelajaran yang lain digunakan seperti model penalaran (memecahkan suatu permasalah), model pembelajaran belajar (memperluas pengetahuan), model pembelajaran untuk transfer (mengingat kembali pembelajaran yang sudah dipelajari). Bab kelima yaitu menjelaskan langkah untuk memahami kerumitan penerapan model rancangan pembelajaran kolaboratif di ruang kelas sekolah.

Pada bagian 2 atau bab 6-11 lebih memfokuskan pengembangan kurikulum dan dampaknya pada model rancangan pembelajaran dan menjelaskan tentang teknologi informasi serta contoh realisasi penyatuan dan perencanaan pembelajaran komprehensif di berbagai bidang pendidikan. Bab ini menjelaskan tujuan kurikulum dengan rancangan pembelajaran yaitu untuk mempermudah peserta didik dalam menguasai mata pelajaran, dampaknya adalah siswa paham terhadap pelajaran tersebut dan keingintahuan siswa terpenuhi. Pada bab lainnya literasi ilmiah dan kompetensi teknologi telah ditentukan, dengan standar-standar itu juga menetapkan kurikulum yang berorientasi pada proses. Bab selanjutnya pengembangan rancangan pembelajaran dapat berpusat kepada peserta didik, pengetahuan, penilaian, dan ini berdampak pada tujuan kurikulum yang ingin dicapai. Pada bab berikutnya menjelaskan perspektif lain tentang pengembangan kurikulum dan rancangan pembelajaran pada pengajaran, dalam konteks politik: hampir semua pekerjaan kurikulum dapat menjadi target pengambilan keputusan politik, keputusan yang bukan merupakan hasil dari wacana pedagogis atau psikologis, tetapi lebih kepada wacana politik dan ekonomi, selain kurikulum yang di bahas, guru juga diharuskan untuk memahami bagaimana cara pengaplikasiannya dengan sekreatif mungkin supaya seluruh materi yang sudah di tetapkan di kurikulum tersampaikan dengan baik. Bab ini juga menjelaskan semua orang (guru dan pelajar) sama-sama terlibat dalam sebuah jaringan pengetahuan, pengetahuan sangat mudah didapatkan apabila jaringan-jaringan saling menghubungkan, TIK adalah sebuah informasi, dan pendidikan adalah sebuah pengetahuan dalam menggabungkan pendidikan dan teknologi memiliki hambatan pula, seperti: teknologi tidak dapat menggantikan sains, komputer tidak dapat menggantikan pengetahuan. Bab terakhir dalam bagian ini menjelaskan bahwa siswa yang sukses bukan berarti hanya memasukan semua informasi atau ilmu yang ada tetapi mereka harus bisa mengintegrasikanya kedalam pengetahuan mereka sendiri.

Pada bagian 3 atau bab 12-16 membahas tantangan TIK untuk perencanaan pembelajaran dan pengembangan kurikulum dan lebih menyatukan perspektif pembelajaran holistik/menyeluruh, baik pengetahuan, pembelajaran maupun teknologi. Pada bab 12 tantangan penggunaan TIK dalam ilmu pendidikan memerlukan penyuluhan dan pelatihan, karena tidak semua guru pandai dalam menggunakan teknologi. Pada bagian ketiga ini juga menjelaskan bahwa lingkungan belajar  yang terbuka memberikan peluang kepada siswa untuk berkreatif belajar dimana pun dan kapan pun. Pembelajaran secara menyeluh juga dijelaskan pada bab 15 yaitu ketika teknologi disatukan dalam pembelajaran yang menarik, yaitu dengan model pembelajaran multimedia tetapi dengan model ini juga masih ada kendala untuk siswa dan guru dalam pengaplikasiannya. Pada bab 16 lebih menjelaskan pembelajaran menggunakan web/internet, dengan fitur-fitur interaktif seperti tes dan kuis, pemrograman interaktif dukungan dan evaluasi program, dan interaksi dengan tutor atau lainnya pelajar melalui ruang obrolan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dr. Dirgantarawicaksono, M.Pd : Rancangan usaha dengan POAC

Dr. DirgantaraWicaksono, M.Pd : Analisis K1-K4 (Kompetensi)

Dr. DirgantaraWicaksono, M.Pd : Buku Ketiga

Dr. DirgantaraWicaksono, M.Pd : Buku Kedua

Dr. Dirgantarawicaksono, M.Pd : Analisis Buku Nobrert Bab 10

Dr. Dirgantarawicaksono, M.Pd : Kurikulum Kehidupan

Dr. Dirgantarawicaksono, M.Pd : Sekolah Impian

Dr. Dirgantarawicaksono, M.Pd : Perbandingan Kurikulum Kanada dan Indonesia

Dr. DirgantaraWicaksono, M.Pd : Revisi Kurikulum 2013 Tahun 2017

Dr. DirgantaraWicaksono, M.Pd : Budgeting "Ayam Sate Krispi"